Thursday, January 19, 2006

***********

KETIKA KAMU BISA MENGERTI,
MAKA KAMU AKAN MAMPU MENERIMA

***********

And I did. Have you?

Sunday, January 15, 2006

SIMPLICITY

Suatu hari dalam perjalanan ke Jakarta dengan bis antar kota, kelas ekonomi yang penuh sesak, saya termasuk mereka yang tidak beruntung. Berdiri sepanjang perjalanan karena risih duduk nyaman padahal ada ibu yang menggendong anak yang lagi rewel, merengek kegerahan. Kurang nyaman dengan ajakan perkenalan seorang bapak tua, tapi kurang sopan juga kalau memperlihatkan wajah suntuk dan malas. Berarti memang bukan kebiasaan saya untuk menjalin percakapan dengan orang baru, apalagi dalam perjalanan. Mengingat kejadian ini terjadi kira-kira 10 tahun lalu. Awalnya standar, si bapak bertanya tujuan perjalanan saya. Saya jawab sekadarnya, sambil berharap percakapan tak usah diperpanjang. Tapi nampaknya si bapak tua termasuk orang yang gemar bercerita dan bernasihat. Percakapan berlanjut ke hal-hal yang lebih filosofis tentang hidup (bayangin, anak 16 taun diajakin ngobrol soal filosofi hidup... Hwaduuuhhh...). Ternyata menyenangkan. Dan saya menyesal tidak sempat bertanya lebih banyak karena dia keburu turun di daerah Bogor. Dibalik kesederhanaan stelan kemeja, celana kain dan topi petnya, ada best quotes yang melekat di benak saya sampai sekarang (terus terang, sempat terlupakan, dan malam ini tiba-tiba saya diingatkan lagi dengan quote itu). Singkat saja : SIMPLICITY IS THE BEST WAY TO LIVE. He said exactly like that.

Kata-kata itu membuat saya tercenung lama sambil memandang ke luar jendela. Percakapan berakhir tepat di kalimat itu. Dia belum keburu turun, tapi saya yang dibuat speechless dengan 7 kata itu. Mungkin masih terpengaruh dengan kematian Ayah saya tidak lama sebelumnya, saya jadi teringat sosok Papi. Kalau beliau masih hidup, mungkin itu yang akan dinasihatkan pada anak bungsunya yang (waktu itu) masih ABG, rentan hedonisme. Caranya bicara, seperti golongan terpelajar jaman perjuangan kemerdekaan. Caranya menasihati, cenderung mendoktrin. PAPI BANGET. Waktu itu saya sempat bertanya pada diri sendiri, kenapa saya diberi pengalaman seperti ini di tengah perjalanan dalam bis antar kota yang penuh sesak? Tapi terutama KENAPA NASIHAT ITU HARUS SAYA DENGAR? Is it because the right time? Jadi, barangkali sekarang juga saat yang tepat ketika saya ingat lagi kejadian itu, best quote itu menempel lagi di kepala. Like exactly what he said.

Selama ini saya sudah lupa dengan kata SIMPLICITY. Saya berjalan jauh tanpa panduan satu kata itu. Bisa jadi hal yang disengaja, dengan sebutan takdir, jika apa yang saya alami belakangan ini adalah sebuah puzzle dengan terlalu banyak probabilitas. Tapi saya lupa bahwa SIMPLICITY IS THE BEST WAY TO LIVE. Jalan keluar yang terpikirkan terlalu kompleks, terlalu menelisik jauh ke probabilitas yang paling nihil sekalipun. Yang akhirnya membuat saya tidak kemana-mana. Saya menjadi terlalu takut salah. Saya menjadi terlalu takut sakit. Saya menjadi terlihat terlalu stabil. In the end, i am, my self, who become the most guilty one, because of my rightness.

Sebenarnya untuk apa berpikir terlalu jauh? Untuk apa memikirkan terlalu banyak hal? Saya terseret jauh dari apa yang saya butuhkan sendiri sebagai seorang manusia. Kalau ada pertanyaan : APA, SIAPA, BAGAIMANA, KAPAN tentang sesuatu yang saya inginkan, butuhkan, hmmm saya bisa jawab apa ya? Terlalu termakan dogma. Terlalu complicated. Tidak. Saya ingin kesederhanaan itu lagi.

Tuesday, January 03, 2006

HERCULE POIROT

Sel-sel kelabu ini terlalu sulit untuk diurai. Terlalu banyak cairan memori yang menggelembungkan arteri mungilnya hingga sekarang helai-helainya nampak semakin gemuk. Sebentar lagi mungkin pecah. Akibatnya mata pun akan jadi merah, tanda pembuluh darah sudah membuncah. Kalau sudah begini, mana bisa melihat jelas?

Bosan merunut. Lelah mengerti. Terlalu kacau untuk menjadi selalu benar. Nyaris merasa sia-sia. Tapi tetap tak bisa membiarkannya kusut masai. Disini yang harus berbicara bukan hanya hati, tapi terutama logika. Keduanya selalu jadi dua kutub yang saling mematikan. Harus ada mediasi : keberanian. Selama ini mungkin manusia terlalu banyak berbicara dengan hati. Tidak cukup berani untuk menantang logika. Ketika logika berbicara lantang, kecemasan membayangi, apakah keberanian akan jadi kebenaran?

Hampir tak percaya bahwa manusia adalah makhluk yang punya akal terluas. Hitungan detik yang membebani processor sel-sel kelabu ini. Kapasitas byte tak terhingga katanya. Sebagian cukup disimpan dalam folder My Document. Sebagian lagi bisa direview di folder My Picture atau My Music. Gambar-gambar hidup dan nyanyi-nyanyian berbagai rasa. Semua bisa di edit seperlunya. Tapi ketika ada virus Brontox... ZAPPPPP... Logikanya, harus format ulang. Berarti Hard Disk dipaksa kosong lagi. Duh... Betapa lelahnya mengisi kembali. Meng-install anti virus berbagai versi. Toh virus itu akan tetap hadir, mengganggu nyaris secara periodik. Bahkan dengan variant baru hasil kreasi para hacker kelas wahid. Mustahil mematikan, akhirnya mengijinkan virus tinggal asal sering dibebat dengan anti virus.

Manusia semakin pintar, sekaligus semakin njelimet. Harusnya kepala manusia sudah tidak membulat lagi. Disana-sini mestinya ada sudut atau kurva tajam yang menonjol, melesak tempurung kepala.

Bagaimana mungkin Agatha Christie menciptakan kepala bulat telur Hercule Poirot yang sederhana?

Monday, January 02, 2006

TAHUN BARU DI TENGAH KELUARGA CERIA


Jadi keingetin setelah baca blog nya Rizky Amalia (hmm siapa tuh???), gw udah niat nulis taun baruan kemaren yang bikin gw seneeeeennggg... bahagiaaaaaa... serasa bareng keluarga sendiri (secara acara keluarga oom tante dan sepupu2 yang laen ke long horn aja gituh... garing dan tidak bisa merokok pula... huehehehehe). Masa sih gw yang lebih lama di SKY FM ga menuliskan kesan-kesan tahun barunya, kalah sama Rizky Amalia (eeh eeh kok kayak pernah denger namanya ya??) yang notabene baru 2 taunan taun baruan di SKY. Ahahahahaha....

Tadinya udah males banget terjebak di SKY FM, pengen pelesir di malem taun baru atau berhening-hening ria sok-sok berkontemplasi tentang hidup dan kehidupan (ahahahaha... bentar lagi gw bikin puisi nih...). Ternyata nasib berkata lain. Gw masih harus menjalani new years eve ke-4 (baca: KE EMPAT!!!) di jalan diponegoro 21. Siaran 9-12 malem. Udah sugesti dengan suasana yang yaaaa palingan so so lah... Tapi sekali lagi kami membuktikan bahwa kami adalaaaaaahhh : KELUARGAAAAA.... Kompakan patungan beli makanan, masak, trus menyajikannya di tengah-tengah para naga kelaparan di SKY FM. Dengan ekstra teman-teman yang setia dan pantang menyerah mengabadikan momen-momen hina di beberapa kamera digital. OOO MY GOD... That night was awsome!!! Hangat, ceria dan solid!!! Ga akan pernah menyesal seumur hidup menutup tahun 2005. Hmmm manis banget berada di antara orang-orang yang merasa saling memiliki. Meski masih ada juga rasa bersalah tidak melewatkan waktu setahun sekali ini dengan keluarga (beneran) tercinta. Tapi setidaknya gw baru saja diyakinkan bahwa gw akan selalu punya keluarga tambahan yang juga selalu bertambah anggotanya. Layaknya keluarga besar yang punya tambahan besan, mantu, mertua, cucu, buyut dan seterusnya, begitulah keluarga besar SKY FM sekarang dan (mudah-mudahan) selanjutnya.

Nyanyi-nyanyi bareng di ruang siaran sambil nonton konser The Cardigans menjelang 00:00. Foto-foto norak dengan password mesum di tengah jalan. Pindah-pindah tempat dan gonta-ganti pose sebagai banci tampil sejati. Semua melebur, senang, riang... Butuh tidur tapi masih juga digangguin pria-pria penasaran untuk memuaskan nafsu jahil mereka. Bergelimpangan di ruang MUSDI yang berubah jadi barak dadakan, selimutan sambil curhat ga jelas (ga jelas siapa dan apa yang dicurhatin, soalnya pake bahasa si ini yang gitu tea waktu itu, sekarang udah jadi begini lhoooo... ahahahahaha yang ga ngerti berasa dikucilkan... hihihi....). Akhirnya tidur cukup dua jam (ditambah igauan pula katanya... haduuuhhh maluuuu...) untuk kemudian kembali sok-sok ceria segar bugar terhitung jam 6 pagi tanggal 01 Januari 2006.

I CAN'T ASK FOR MORE. I HAD IT ALL TO END 2005 AND TO START 2006. LOVE YOU GUYS...
SAY : BAHAYA OGEEEEEEEE......