***********
KETIKA KAMU BISA MENGERTI,
MAKA KAMU AKAN MAMPU MENERIMA
***********
And I did. Have you?
Biasanya ada sesuatu yang ga bisa ditahan didalam pikiran dan hati tapi juga ga bisa terkomunikasikan dengan baik. Daripada jadi penyakit dan numpuk di dalem kepala, itulah saatnya saya bakal nulis disini... SELAMAT DATANG!!!
Suatu hari dalam perjalanan ke Jakarta dengan bis antar kota, kelas ekonomi yang penuh sesak, saya termasuk mereka yang tidak beruntung. Berdiri sepanjang perjalanan karena risih duduk nyaman padahal ada ibu yang menggendong anak yang lagi rewel, merengek kegerahan. Kurang nyaman dengan ajakan perkenalan seorang bapak tua, tapi kurang sopan juga kalau memperlihatkan wajah suntuk dan malas. Berarti memang bukan kebiasaan saya untuk menjalin percakapan dengan orang baru, apalagi dalam perjalanan. Mengingat kejadian ini terjadi kira-kira 10 tahun lalu. Awalnya standar, si bapak bertanya tujuan perjalanan saya. Saya jawab sekadarnya, sambil berharap percakapan tak usah diperpanjang. Tapi nampaknya si bapak tua termasuk orang yang gemar bercerita dan bernasihat. Percakapan berlanjut ke hal-hal yang lebih filosofis tentang hidup (bayangin, anak 16 taun diajakin ngobrol soal filosofi hidup... Hwaduuuhhh...). Ternyata menyenangkan. Dan saya menyesal tidak sempat bertanya lebih banyak karena dia keburu turun di daerah Bogor. Dibalik kesederhanaan stelan kemeja, celana kain dan topi petnya, ada best quotes yang melekat di benak saya sampai sekarang (terus terang, sempat terlupakan, dan malam ini tiba-tiba saya diingatkan lagi dengan quote itu). Singkat saja : SIMPLICITY IS THE BEST WAY TO LIVE. He said exactly like that.
Sel-sel kelabu ini terlalu sulit untuk diurai. Terlalu banyak cairan memori yang menggelembungkan arteri mungilnya hingga sekarang helai-helainya nampak semakin gemuk. Sebentar lagi mungkin pecah. Akibatnya mata pun akan jadi merah, tanda pembuluh darah sudah membuncah. Kalau sudah begini, mana bisa melihat jelas?