Tuesday, January 03, 2006

HERCULE POIROT

Sel-sel kelabu ini terlalu sulit untuk diurai. Terlalu banyak cairan memori yang menggelembungkan arteri mungilnya hingga sekarang helai-helainya nampak semakin gemuk. Sebentar lagi mungkin pecah. Akibatnya mata pun akan jadi merah, tanda pembuluh darah sudah membuncah. Kalau sudah begini, mana bisa melihat jelas?

Bosan merunut. Lelah mengerti. Terlalu kacau untuk menjadi selalu benar. Nyaris merasa sia-sia. Tapi tetap tak bisa membiarkannya kusut masai. Disini yang harus berbicara bukan hanya hati, tapi terutama logika. Keduanya selalu jadi dua kutub yang saling mematikan. Harus ada mediasi : keberanian. Selama ini mungkin manusia terlalu banyak berbicara dengan hati. Tidak cukup berani untuk menantang logika. Ketika logika berbicara lantang, kecemasan membayangi, apakah keberanian akan jadi kebenaran?

Hampir tak percaya bahwa manusia adalah makhluk yang punya akal terluas. Hitungan detik yang membebani processor sel-sel kelabu ini. Kapasitas byte tak terhingga katanya. Sebagian cukup disimpan dalam folder My Document. Sebagian lagi bisa direview di folder My Picture atau My Music. Gambar-gambar hidup dan nyanyi-nyanyian berbagai rasa. Semua bisa di edit seperlunya. Tapi ketika ada virus Brontox... ZAPPPPP... Logikanya, harus format ulang. Berarti Hard Disk dipaksa kosong lagi. Duh... Betapa lelahnya mengisi kembali. Meng-install anti virus berbagai versi. Toh virus itu akan tetap hadir, mengganggu nyaris secara periodik. Bahkan dengan variant baru hasil kreasi para hacker kelas wahid. Mustahil mematikan, akhirnya mengijinkan virus tinggal asal sering dibebat dengan anti virus.

Manusia semakin pintar, sekaligus semakin njelimet. Harusnya kepala manusia sudah tidak membulat lagi. Disana-sini mestinya ada sudut atau kurva tajam yang menonjol, melesak tempurung kepala.

Bagaimana mungkin Agatha Christie menciptakan kepala bulat telur Hercule Poirot yang sederhana?

2 Comments:

At 9:33 PM, Blogger hawe said...

Itupun baru 10 persen kapasitas otak manusia yang digunakan, makhluknya (sebagai satu kesatuan sistem yang utuh) sudah sekompleks itu. Saya sampai saat ini percaya, kompleks atau sederhana, 'hanya' masalah pilihan.

Salam jumpa juga ibu Vinka. Absurd? Lebih absurd mana dengan tulisan barusan? Hehehe... Terima kasih atas kunjungannya. Semoga menjadi kebiasaan rutin. ;)

 
At 9:15 PM, Anonymous Anonymous said...

agatha christie punya hercule poirot, Motinggo Busye punya Herlambang, huahahahha...

 

Post a Comment

<< Home